Upaya Konservasi Lingkungan, Pemkot-ESP Rencanakan Sistem Sanitasi Komunal
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bekerja sama dengan Environmental Service Program (ESP) Regional Ambon dalam jangka waktu kedepan akan mewujudkan rencana Sistem Sanitasi Komunal (SSK) di Kota Ambon. Dengan sistem yang merupakan hasil desain dari ESP ini, nantinya bebrapa rumah dalam satu kawasan, cukup memiliki satu septic tank saja.
Demikian disampaikan Walikota Ambon, Drs. M.J Papilaja, MS kepada sejumlah wartawan media cetak den elektronik, dalam acara coffee morning dan diskusi lingkungan di Walang Kopi Sibu- Sibu, Ambon pada Jumat (14/8).
Dalam acara diskusi yang juga dihadiri oleh pimpinan SKPD Lingkup Pemkot Ambon tersebut, Walikota menjelaskan bahwa proyek ini merupakan skenario konservasi lingkungan yang disipakan Pemkot dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas sumber air dan upaya peyelamatan pesisir teluk daerah ini.
“Dulu kita hanya berpikir untuk membuat sistem saluran yang menampung baik air hujan dan air limbah rumah tangga. Nah, pada musim panas saluran hanya akan menampung air limbah rumah tangga, limbah ini jika masuk masuk ke got - got menimbulkan pencemaran udara, tetapi jika masuk ke sungai atau ke laut menjadi sangat berbahaya karena mengandung zat-zat kimia beracun dan membunuh biota – biota laut,” jelas Papilaja.
Dirinya menyatakan, sebuah kota seharusnya mempunyai sistem sanitasi yang terpadu dimana tidak semua limbah rumah tangga masuk kesaluran umum, namun sayangnya kota Ambon belum memiliki sistem tersebut. Oleh karena itu, saat ini Pemkot tengah bekerjasama dengan ESP untuk membuat sebuah grand design sistem yang dinamakan sistem sanitasi komunal.
“Bersama ESP kita akan mendesain SSK ini di beberapa lokasi sebagai pilot project. Nantinya realisasinya sperti ini, setiap rumah tidak perlu punya septic tank masing – masing. tetapi dibuat satu septic tank tertentu untuk beberapa rumah, sehingga untuk air limbah buangan rumah tangga, akan masuk ke saluran induk, lalu kemudian ada tempat untuk memprosesnya secara alami dan keluar sebagai air yang sudah dijamin tidak mengandung zat-zat beracun, dan aman bagi biota laut,” paparnya.
Ditambahkan, sistem ini sebenarnya dapat dengan mudah dibuat karena proses penguraian limbah rumah tangga dapat berlangsung secara alami tanpa tambahan zat kimia tertentu. Keuntungan lain yang diperoleh dari sistem ini adalah masyarakat tidak perlu menyediakan lahan di rumahnya untuk membuat septic tank.
Sementara itu, koordinator ESP Regional Ambon, Selviana J. Hehanusa, menyatakan, ESP merupakan suatu badan yang sudah bekerja selama 6 bulan di kota ambon dan concern kepada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan manangani masalah air bersih dan sanitasi lingkungan.
Sebagai bagian dari upaya realisasi SSK yang telah di presentasikan Walikota dalam Sanitasi Summit di Jakarta beberapa waktu lalu, untuk pilot project, saat ini pihak ESP telah mengajukan rancangan desain SSK di Dusun Kate – kate, Desa Hunuth-Durian Patah, Kec Baguala, namun desain 2 unit SSK yang masing - masing mengcover 150 Kepala Keluarga (KK) saat ini sedang dalam tahap revisi untuk ditingkatkan mengcover 300 KK per unitnya.
0 komentar:
Posting Komentar